Rabu, 14 Desember 2016

Filled Under: , , ,

Apa Yang Salah Dengan Cinta Ini?



Kuharap secangkir kopi sore ini dapat sedikit menenangkan pikiranku yang masih kalut setelah perdebatan sengit dengan sahabatku beberapa waktu lalu, hingga sekarang masih terbayang jelas.

"Seharusnya kamu putusin Arva dari dulu," bentak Me.
"Nggak segampang itu Me," sangkalku, "Banyak hal yang udah dia lakuin untuk keluargaku," aku tercekat, "Aku mencintainya. Maafin aku, Me."

Seketika kamarku hening. Hanya suara isak tangisku dan deru nafasnya. Setidaknya aku tahu kalau dia masih hidup setelah serangan jantung beberapa saat. Deg.

"Fi," Arva membuyarkan lamunanku. Aku menatapnya lekat. "Ada apa?"
"Aku ingin kita menikah."
"Huft," derunya, "Kamu sudah tahu jawabanku."
"Kenapa kamu nggak mau memperjuangku kalau kamu benar-benar mencintaiku."
"Terkadang cinta tak harus memiliki raga. Banyak hal yang akan tersakiti jika kita terlalu serius menatap esok. Mungkin aku hanya pecundang sejati yang tak mampu memperjuangkan cinta, tapi janjiku tetap yang terbaik untukmu, Fi. Menikahlah dengan orang lain yang lebih baik dariku."

Terpuruk entah harus sampai kapan, padahal dua kali lebaran berlalu. Apalagi seringku melihatnya di berita televisi sebagai buronan mafia narkoba, semakin membuatku sakit. Aku mengenal hatinya lebih dari satu windu, tapi sekalipun dia tak pernah menjerumuskanku walau status pekerjaan yang tak halal. Mungkin memang bukan ragaku yang diberinya barang terlarang, sepertinya cintaku. Sungguh kumerindunya.



Ditulis oleh: He Nawa 

*Tulisan ini diikutkan dalam #Event_Juang1 #FiksiMini (Kontes menulis khusus bagi peserta AMJ)

0 komentar:

Posting Komentar