Jumat, 09 Desember 2016

Filled Under: , , ,

Berakhirnya Cinta Sejati


Kupikir sudah tiba saatnya aku bercerita tentang mimpi demi mimpi yang pernah datang itu. Mimpi yang selama ini hanya aku dan Tuhan yang tahu. Mimpi yang hadir di saat aku merasa begitu jatuh di palung laut terdalam. Mimpi yang aneh, entah mengapa aku merasa itu bukan mimpi biasa, bukan pula sekedar mimpi seorang gadis yang sedang patah hati.

Kupikir sudah saatnya aku sampaikan padamu, agar aku merasa lega. Ya, kurasa itu alasan paling tepat. Meski terbersit sedikit rasa bangga karena ternyata ada ikatan batin yang begitu erat antara kita. Siapa tahu dengan mendengar mimpiku, kau akan terhibur. Tak melulu menangisi putusnya hubunganmu dengan calon istrimu.
"Kau memakai baju kuning tua bersama permaisuri di singgasana. Kau kirimkan foto demi foto itu padaku. Mungkin ada sekitar tujuh foto. Bagus, kan? Meski hanya dalam mimpi. Mungkin itu isyarat, sebentar lagi jodohmu datang."

Lalu kamu bersemangat, dan memintaku bercerita lagi tentang mimpiku. Aku pun makin percaya ini akan membantumu bangkit dari keterpurukan.

"Kau melaksanakan akad nikah dengan seorang gadis, gadis itu memakai kebaya dan kerudung putih serta kain batik. Kalian duduk di sofa, dalam rumahku...! "

Reaksimu tak sama persis dengan yang kuharapkan. Kau terdiam, matamu tak berkedip untuk beberapa lama menatapku. Aku jadi sedikit salah tingkah.

"Bukankah itu bagus? Mungkin itu sebentar lagi... "

"Katakan, siapa gadis itu? Apakah Ratu?" tanyamu seolah mengharap jawaban iya dariku. Dua tanganmu mengguncang-guncang pundakku.

Kamu masih mengharapkannya, menginginkan pernikahan kalian berlangsung seperti cerita dalam mimpiku. Bukankah Ratu telah benar-benar pergi darimu?

"Bukan dia mempelaimu. Sepertinya gadis lain."

Lalu kutambahkan selarik kalimat agar kau tenang.

"Aku yang mimpi, kau harus percaya padaku. Gadis itu akan datang melalui aku. Kamu hanya boleh percaya padaku, akan kutemukan gadis untukmu"

Hening...air matamu jatuh. Tiba-tiba kamu mendekat, sorot matamu penuh amarah.

"Kamu...pasti kamu penyebab larinya Ratuku. Kamu yang membuat dia berubah, hingga aku mengatakan kata putus. Sekarang Ratuku pergi.... Ini semua karena kamu! "

Aku terlalu mencintaimu, hingga tak sanggup melihat kau terluka. Aku sangat sadar siapa aku bagimu, hanya seorang teman penampung sampah saat kau terluka. Tapi kali ini aku tak lagi akan membela diri meski tuduhan itu teramat membuatku sakit. Patah hatimu telah menjadikanmu tak bisa berpikir logis. Kamu sudah gila!

Ditulis oleh: Ella Sofa.

*Tulisan ini untuh memeriahkan #Event_Juang1 #FiksiMini (Kontes menulis khusus bagi peserta AMJ)

0 komentar:

Posting Komentar