Rabu, 14 Desember 2016

Filled Under: , , ,

Titik


Apakah kamu pernah merasakan dinginnya air hujan? Jika pernah seperti itulah aku. aku layaknya titik di sebuah paragaf. Aku tidak sendiri, temanku banyak dan kami selalu bersama. Meski jumlah kami sangat banyak. Tak jarang kami diabaikan karna kami hanya segerombolan titik yang terlihat mencair dan beku.

Manusia hitam itu memaksaku keluar dari tempat persembunyian. Tempat persembunyianku sangat gelap, mungkin dulu manusia sepertimu pernah tinggal di sana. Tapi aku tidak berbentuk manusia. Aku hanya titik yang bergerombolan dengan titik-titik yang lain.

Saat aku dipaksa keluar, aku dan teman-temanku berhamburan mencari tempat persembunyian untuk memperjuangkan hidup. Rasanya sangat berbeda, kehangatan yang kurasa tidak seperti tempat persembunyianku yang gelap. 

“Aku harus lari kemana?” teriakku pada titik yang lain.
“Carilah tempat untuk melebur dirimu agar tetap hidup”
“Tapi kemana?”
“Sudahlah, lari saja, waktu kita tidak banyak”

Suasana mendadak sepi. Kulihat titik-titik yang lain mengambang menunggu giliran terteguk ke kerongkongan manusia. Mengorbankan dirinya hanya untuk mengobati rasa haus manusia. Di tengah panasnya terik matahari.



Ditulis oleh: Eni Widya


*Tulisan ini diikutkan dalam #Event_Juang1 #FiksiMini (Kontes menulis khusus bagi peserta AMJ)

0 komentar:

Posting Komentar