Senin, 02 Januari 2017

Filled Under: , , , , , ,

Berbagi Tips Menulis Bersama Komunitas Mata Air



  Berbicara komunitas, zaman sekarang ini boleh dibilang jumlahnya banyaaak banget. Entah bermula dari hobi sejenis, kesamaan tujuan, visi misi, bahkan sesama alumni TK pun bisa membentuk komunitas.
Mereka tumbuh, membesar, menggurita bak jamur di musim penghujan.

Dengan adanya komunitas, tentu saja anggotanya banyak terbantu. Bisa saling sharing, saling suport, berkumpul dan menyalurkan hobi bersama teman-teman baru (bila ada anggota baru), tapi bermain dengan anggota lama pun tak kalah asyik siih.

Tak jarang juga berawal dari komunitas berakhir di pelaminan. Hayoo ngakuuu. :D

By the way, any way, bus way, tempo hari salah satu komunitas yang sudah cukup populer, memiliki cabang di berbagai kota di Indonesia ini menyambangi markas AMJ. Mereka adalah Komunitas Mata Air. FYI mereka lebih konsen dalam sektor pendidikan. Mereka membantu para pelajar memperoleh informasi akurat, penting, krusial seputar universitas.

Menurut pendirinya, K. H. MUSTOFA BISRI (Gus Mus) didirikannya komunitas ini karena ingin para generasi muda ini tidak mudah terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran kotor dari luar yang merusak, agar para anak muda menyadari pentingnya sebuah ilmu yang bersih bersumber langsung (Al Quran) seperti mata air, kemudian mengamalkan apa yang sudah didapatkan tadi, mengaliri jiwa-jiwa yang gersang pemahaman. Keren, kan?

Untuk bisa bergabung dalam komunitas ini pun tidak sembarangan, karena mesti mengikuti serangkaian tes. Info selengkapnya bisa lihat di website

Beberapa program populernya adalah pemberian beasiswa pendidikan bagi anggota. Nah, khusus Komunitas Lokal Jepara, dalam waktu dekat akan mengadakan Uniexpo (pameran universitas) yang akan dihadiri 30 Perguruan Tinggi terbaik se-Jawa. Lokasinya berada di hall Gd. Wanita Jepara, acara dimulai tgl 21-21 Januari 2017. Di sana pengunjung bisa mendapatkan informasi lengkap, langsung dari universitas yang diinginkan, tanpa perlu repot pergi jauh-jauh. Juga bisa mendaftarkan diri menjadi calon mahasiswa tentu saja.

Saya rasa cukup perkenalannya, sekarang kita lanjut mengintip para guru AMJ memberikan materi.

Dimulai dari Mas Adi Zamzam, cerpenis Jepara yang karyanya sudah nangkring di media-media nasional. Beliau bercerita, awal mulai menulis sejak tahun 2002 dan pemuatan karya pertamanya pada tahun 2004. Selisih dua tahun. Selama dua tahun menulis tak satu pun ada yang lolos.
"Jika kalian melihat saya sekarang seolah sukses, lihatlah prosesnya. Ibarat seseorang berada di puncak gunung, ia mungkin bisa leha-leha, santai, memandang alam, sunset dan sebagainya, tetapi saat mendaki diperlukan seluruh tenaga, strategi, kekuatan fisik, dan keinginan pantang menyerah," ujar lelaki berkacamata itu.
Saya sepakat sekali, bukankah tidak ada hasil yang mengkhianati proses? Nah, jika teman-teman iri melihat teman lain yang sudah berada di atas duluan, jangan buru-buru suudzon. Ah, jurinya pilih kasih. Atau, ah, redakturnya cuma milih karya penulis senior, ah, aku enggak ada bakat, nih. Please jangan berpikir begitu. Karena, kita tak pernah tahu berapa banyak buku yang dibaca, berapa kali dia gagal, berapa kali dia mencoba.
He he he malah ngelantur gini yaak!

Oke lanjut ke pemateri berikutnya, Bapak Syaiful Mustaqim. Beliau adalah seorang jurnalis, sekaligus owner web soeara moeria dot com, sekaligus guru Bahasa Indonesia juga.
Kali ini beliau menyampaikan syarat penting dan mudah menjadi jurnalis ada enam hal.
1. Perbanyak intensitas menulis.
2. Hargai hal kecil di "depan mata".
3. Jadilah seorang produsen, bukan konsumen.
4. Belajar, kemudian praktik apa yang telah dipelajari. Ini prinsip.
5. Ikut komunitas.
6. Manfaatkan medsos.

Dari enam hal yang disampaikan saya tertarik dengan poin nomor dua, hargai hal kecil di depan mata, jadikan sebagai berita. Pak Syaiful bercerita, beliau kenal laki-laki paruh baya yang sangat produktif. Tidak perlu menulis berita yang populer, lihat sekitar, hal-hal kecil yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Saat itu laki-laki paruh baya yang dikenalnya mem-videokan bangunan puskesmas yang hampir roboh. Di-upload ke youtube. Tak lama berselang, reporter tivi nasional melihatnya, puskesmas itu pun akhirnya masuk tivi. Dari hasil liputan, reporter mendapat penghargaan. Beberapa bulan kemudian DPRD kota Demak melakukan renovasi.
Happy ending. :)

Selanjutnya ada Pak Strong, eh, maksud saya Pak Kuat Pujianto. Beliau adalah tenaga pengajar yang berkat hobi menulisnya bisa terpilih sebagai teacher supercamp, diadakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Di sana para guru diarahkan oleh KPK agar dalam menyampaikan materi diselipkan pentingnya pemahaman anti korupsi.
Nah, bisa berbakti pada negeri.
Selain tiket dan akomodasi gratis di Bali yang diberikan, hal ajaib selanjutnya adalah bisa bertemu dengan para penulis lain. Di antaranya ada penulis skenario film Laskar Pelangi &Negeri Lima Menara, juga penulis skenario FTV.

Pak Kuat menyampaikan, kegiatan menulis sejatinya adalah proses membentuk sejarah. Kita tidak akan mengenal tokoh-tokoh agama seperti Imam Syafi'i, Imam Hanafi, Syeh Abdul Qodir, dan imam lain kalau tidak pernah ditulis.

Mengutip kata-kata Bunda Helvy Tiana Rosa, dalam menulis, bisa sangat lancar dikarenakan dua keadaan. Pertama patah hati, kedua jatuh hati. Tidak dalam cinta antara laki-laki dan perempuan, cinta bisa berlabuh dalam berbagai aspek. Mencintai hutan misalnya. Sekali kita jatuh cinta, maka, jutaan kata akan bermunculan di kepala.

 So, jatuh cintalah kepada penulis. Eh, kepada apa yang kaucintai. :)

Terakhir ada Bu Susindra, seorang bloger populer di Jepara, blognya bisa cek di susindra dot com. Beliau sendiri menyampaikan, nama aslinya adalah Susi Ernawati, susindra sendiri diambil dari gabungan namanya plus nama suami. Susi+Indra= Susindra. So sweet. Sekarang sudah memiliki dua buah hati, namanya Desti Susindra dan Bintang Susindra.

Hmm, saya langsung ingin membeli anak mendengarnya. Toko anak, mana toko anak... :D :D :D

Menjadi bloger adalah panggilan jiwa. Darinya bisa menuangkan apa pun yang ingin ditumpahkan. Bisa uneg-uneg, curhatan, hal-hal disukai, hal-hal dibenci (ups ini sebaiknya jangan), informasi, tips dan trik, atau apa saja lah.

Menuliskannya adalah kesenangan sendiri. Kalau dapat hadiah itu bonus sebenarnya. Bukannya sombong, untuk saat ini alhamdulillah penghasilan dari menulis blog per bulan bisa dua-tiga juta. Bisa juga lebih.
Pernah juga diajak jalan-jalan, menghadiri pertemuan, eh, pulangnya diberi merchandise handphone.
Itu sekilas efek dari hobi menulis.
Menjadi bloger tidak mudah, kalau ingin berhasil harus rajin-rajin posting, bersikap santun dalam berkomentar, serta menyediakan waktu khusus, ikut ke grup-grup di blog, patuhi aturan dan interaksilah dengan sesama bloger dengan baik.

Bu Susindra sendiri mengaku dia bukanlah siapa-siapa, masih sangat kecil dibandingkan bloger-bloger lain di luar sana. Lalu memberikan motivasi para anggota Komunitas Mata Air yang kebanyakan masih muda untuk segera memulai menulis. Mulai membuat blog. Tulis apa saja di sana. Kalau Bu Susindra bisa tentu teman-teman lain juga bisa. Wong sama-sama makan nasi. Hehehe.
Apalagi masih muda, masih banyak kesempatan, kemudian lagi akan kuliah di kota-kota besar, makin luaslah kesempatan itu.

Bukankah apa yang kita petik sepuluh tahun kemudian adalah apa yang kita tanam hari ini?

Sepertinya tulisan saya sudah terlampau panjang. Sekian dulu, semoga bermanfaat.

Pengunjung yang baik selalu meninggalkan komentar. ..
Sampai jumpa di tulisan berikutnya.

0 komentar:

Posting Komentar