Oleh : Havidz Antonio
![]() |
flickr.com |
Sebuah Universitas besar di Semarang sedang mengadakan sebuah pameran
lukisan yang diikuti banyak pelukis pemula. Dalam pameran tersebut seorang gadis
TK sedang mengamati satu lukisan. Sebut
saja itu
lukisan si A yang sudah dikenal bagus dan banyak mendapatkan pujian
dari para pelukis senior.
"Andai lukisan ini diperhalus lagi pasti akan tampak lebih bagus,"
komentar gadis kecil itu. Si Pelukis A yang mendengar, mengabaikan saja
komentar gadis kecil itu seolah berkata, Tahu
apa kau soal lukisan? Dasar bocah ingusan! Pelukis-pelukis besar saja memuji
karyaku.
Hal yang sama dilakukan si gadis kecil pada lukisan Pelukis B yang
lukisannya dikenal biasa-biasa saja dan tidak banyak mendapat apresiasi dari
pelukis senior.
"Andai lukisan ini diberi banyak warna akan tampak multidimensi.
Jika seperti ini masih terlihat monokrom," komentar si gadis kecil. Pelukis
B penuh perhatian mendengarkan komentar si gadis kecil.
"Lalu apa lagi yang menurutmu bisa membuat lukisan ini tampak lebih
indah, Dek?"
"Mungkin diperhalus lagi kalau memakai teknik aquarel, biar lebih transparan,"
Si Pelukis B mencatat semua komentar si gadis kecil, "Terima kasih
ya, Dek," ucap Pelukis B sepenuh hati.
---0---
10 Tahun kemudian, sebuah perusahaan besar mengadakan pameran
besar-besaran. Di sana banyak diikuti pelukis-pelukis yang sudah ternama, termasuk
Pelukis A dan B yang lukisannya dipajang berdampingan.
Seorang miliarder dari Amerika tertarik mengamati lukisan mereka. Saat
melihat lukisan si A, si Miliarder hanya mengangguk-angguk biasa. Saat si Miliarder
melihat lukisan si B, betapa tercengang ia.
"This is very
amazing..!!! Aku berani bayar dua juta dolar untuk
lukisan ini. Sangat multidimensi dan halus," ucap si Miliarder
sungguh-sungguh.
Kota Ukir, 22 Januari 2017
0 komentar:
Posting Komentar